Merajut asa di tanah rantau

Dahulu.. akan sulit bagiku jika harus meninggalkan tempat dimana aku dilahirkan, dan di besarkan oleh keluarga pebisnis yang selalu memegang teguh agama, ketat, protektif, etc. Ku sadari akan banyak proses panjang dalam lika liku kehidupan yang harus kulewati. Should i?

Aku adalah wanita yang ingin memiliki kebebasan yang entah kapan aku bisa menggenggam impianku? saat itu aku benar-benar tidak tahu kemana harus kulabuhkan hati? Berada diambang keputus-asaan dan memasrahkan sang pemilik hidup yang menentukan jalanku.

Hari ini setelah 4 tahun berlalu merantau, ku lewati masa krisis ini. Entah krisis rasa percaya akan kuasa Tuhan, krisis kerukunan antar keluarga, krisis harga diri. Ternyata.. aku bisa melampaui harapanku, yang ku berfikir sangat mustahil bagiku itu mudah bagiNya.

Aku bertemu dengan orang-orang hebat, meski dimata manusia ia adalah manusia yang jauh dari kedudukanku. Jangan salah, dari merekalah aku bisa beradaptasi terhadap lingkungan sekitar. Dan juga dari merekalah aku belajar bahwa kehidupan sekompleks itu. Andai saja ku tak keluar dari zonaku, mungkin aku tidak akan belajar memahami orang lain.

Seperti apa?

Dari langkahmu.. kemanapun kau pergi sebelum melakukan sesuatu jangan lupa ucapkan bismillah, jaga pertemanan dengan orang-orang baik. Karena lingkungan itu berpengaruh atas pribadi seseorang.

Dari pandanganmu.. fokuslah hal positif, tahan egomu, tahan sifat rasa bahwa kau tau segalanya. it’s not a joke! jaga privasi dan perasaan orang lain.

Dari ucapanmu.. Apapun yang berbeda dengan hatimu, jangan kau lontarkan pada orang lain, pahami situasinya. Menasihati pun ada adab, jangan di depan umum bukan? Karena kita tak tahu apakah ucapan kita akan menyinggung orang lain?

Masih banyak hal dari 3 diatas, cukup dari 3 itu kita jadikan kebiasaan sehari-hari. karena dimanapun kita berada, akan selalu bertemu dengan berbagai macam orang yang memiliki problematika kehidupan mereka dan tidak akan sama dengan posisimu saat ini. Kita tidak bisa memihak, dan juga tidak bisa selamanya mengayomi mereka. Bagimu, mengetahui kalian baik-baik saja itu uda cukup bagiku 🙂

Mereka hadir di kehidupanmu, bukankah itu juga ujian dan kado bagimu?

Kado?

ya, mereka itu adalah jawaban-jawaban atas do’amu. Ternyata Tuhan menjawab doa dari orang-orang yang hadir di hidupmu. Sadar atau tidak sadarnya kita, Tuhan itu sedekat urat nadi kita. Bahkan di dalam rasa putus asamu, tanpa kau ucap pun meski hadir di dalam pikiranmu, atau yang terbesit dari hatimu, Ia Maha Tahu Segalanya. Menakjubkan!

Dan aku sadar, ternyata manusia itu sifatnya tidak sabaran. Ketika diuji, berkeluh kesah! tidak percaya kuasaNya! Padahal, kau tahu jawabannya! yang sulit adalah sanggupkah kau melewati itu? Sanggupkah kau menghadapi itu? Sanggupkah kau merangkul mereka yang membutuhkanmu tanpa menghakiminya? Sesulit itukah kau mengiklaskannya?

Seperti dalam Al-Qur’an surah Al- Ikhlas, disebutkan..

1. Qul huwallaahu ahad
(Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa)

2. Allahhus-samad
(Allah tempat meminta segala sesuatu)

3. Lam yalid wa lam yuulad
((Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan)

4. Wa lam yakul-lahu kufuwan ahad
(Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia)

Ternyata benar, ujian manusia terletak pada perasaan Ikhlas. dan ikhlas itu.. berat! tapi pahalanya berlipat! Masya Allah.. harusnya aku malu.. malu atas kesombonganku, kelalaianku, bahwa Engkau hanya menyentil ku tapi begitu angkuhnya aku berkata : “Tuhan tidak mendengarku!” dan meninggalkanNya.. Karena itu.. pentingnya tauhid akan ke-Esa-an dan Kuasa Allah.

Ya Allah.. Ampuni aku..

Terimakasih ya Allah, Engkau tidak meninggalkanku, bahkan selalu mengiringi langkahku dengan berjuta kebaikan yang bahkan selalu kuacuhkan Engkau. Betapa malunya aku, tak pantas di surga, namun aku tak kuat berada di NerakaMu..

Tinggalkan komentar